7 Prinsip belajar
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam melakukan tugasnya dalam pembelajaran, hal tersebut merupakan bagian penting agar para siswa bisa menerima dan memahami apa yang disampaikan.
1. Prinsip perhatian dalam motivasi
- Belajar memerlukan perhatian
Perhatian adalah pemusatan pikiran dan mental pada satu kegiatan/satu objek (konsentrasi) atau disebut juga khusus. Konsentrasi dibagi dua, yaitu Full concentration dan Devide concentration. Seorang guru sebelum memulai pembelajaran sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu kegunaan atau manfaat materi pembelajaran supaya tumbuh rasa penting dalam diri siswa dan merasa butuh terhadap materi pembelajaran tersebut, sehingga siswa akan fokus dan memperhatikan materi yang disampaikan guru.
- Belajar memerlukan motivasi.
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Ada motivasi yang lemah dan ada juga motivasi yang kuat. Seorang siswa yang memiliki motivasi yang kuat tentu akan lebih giat belajar berbeda dengan siswa yang memilki motivasi yang lemah, ia akan merasa malas untuk belajar. Motivasi dipengaruhi oleh pengaruh internal (Internal motiv) dan pengaruh eksternal (Eksternal motiv). Internal motiv dan eksternal motiv sangat mempengaruhi siswa untuk mau belajarmbaik di lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Tugas seorang guru adalah mentransformasi motivasi siswa dari eksternal menjadi internal disebut sebagai ‘transformasi motiv’.
Adapaun sifa-sifat motiv, yaitu:
- Instrinsik : Siswa akan serius dan sungguh-sungguh dalam belajar
- Ekstrinsik : Sifatnya formalitas, siswa mau belajar kalau ada yang menyuruh, memantau, dan sebagainya.
Tugas seorang guru adalah memindahkan dari motiv ekstrinsik ke instrinsik
Agar motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus berusaha :
- Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik.
- Mengkondisikan proses belajar aktif.
- Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan.
- Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan, dsb)
- Meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi.
- Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada siswa.
- Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehari-hari.
2. Prinsip Keaktifan
Pada dasarnya manusia sudah memiliki keaktifan. Keaktifan dikarenakan adanya rasa ingin tahu (internal) dan pergaulan (eksternal). Jika keaktifan siswa dibatasi maka akan mengakibatkan siswa itu pasif.
Perilaku aktif pada diri siswa pada akhirnya ada dua kemungkinan, yaitu :
- Siswa lebih aktif
- Siswa menjadi pasif
Tugas seorang guru adalah memotivasi peserta didik untuk aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah:
- Memberikan kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimen.
- Memberikan tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
- Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
- Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.
- memberikan kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam proses pembelajrannya
3. Prinsip Keterlibatan Langsung
Keterlibatan langsung bercirikan adanya konsep “learning by doing” yang dapat diartikan “belajar sambil berbuat”. Artinya, peserta didik diikursertakan dalam pembelajaran agar tidak menjadi siswa yang verbalistik (tahu kata tidak tahu makna). Labotarorium merupakan salah satu tempat untuk siswa terlibat langsung dalam KBM, digunakan sebagai tempat untuk menguji kebenaran konsep yang telah dijelaskan didalam kelas.
Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah:
- Mengaktifan peran individual atau kelompok kecil di dalam penyelesaian tugas.
- Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
- Memberi keleluasaan kepada siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
- Memberikan tugas-tugas praktek.
Bagi siswa, implikasi prinsip keterlibatan langsung ini adalah: (1) siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri dalam melakukan aktivitas pembelajaran, (2) siswa dituntut untuk aktif mengerjakan tugas-tugas.
4. Prinsip Pengulangan
Teori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat terhadap prinsip belajar pengulangan ini adalah teori psikologi daya. Berdasarkan teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati, manghafal, menanggapi dan sebagainya. Melalui latihan-latihan maka daya-daya tersebut semakin berkembang. Sebaiknya semakin kurang pemberian latihan, maka daya-daya tersebut semakin lambat perkembangannya. Stephen R. Covey, pengarang buku The 7 Habits of Effective People, mengemukakan bahwa kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigma teoritis, apa yang harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya. Dan keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukan. Agar sesuatu bisa menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita harus mempunyai ketiga hal tersebut.
Implikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah:
- Memilah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan.
- Merancang kegiatan pengulangan.
- Mengembangkan soal-soal latihan.
- Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan yang bervariasi.
Sedangkan pada siswa sangat dituntut untuk memiliki kesadaran yang mendalam agar bersedia melakukan pengulangan latihan-latihan baik yang ditugaskan oleh guru maupun atas inisiatif dan dorongan diri sendiri.
5. Prinsip Tantangan
Deporter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang serta ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusan. Bilamana anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu :
- Merancang dan mengelola kegiatan inkuiri dan eksperimen.
- Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa.
- Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi pembelajaran.
- Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik.
- Membimbing siswa menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi.
- Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.
6. Prinsip Umpan Balik dan Penguatan (Feed back)
Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan implementasi dari teori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui Teori Operant Conditioning dan salah satu hukum belajar dari Thorndike yaitu “law of effect”. Menurut hukum belajar ini, siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil belajar, apalagi hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar berikutnya. Namun dorongan belajar, menurut Skinner tidak hanya muncul karena penguatan yang menyenangkan, akan tetapi juga terdorong oleh penguatan yang tidak menyenangkan, dengan kata lain penguatan positif dan negatif dapat memperkuat belajar.
Memberi penguatan (reinforcement) merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku pada waktu yang lain.
Sumantri dan Permana (1999:274) mengemukakan secara khusus beberapa tujuan dari pemberian penguatan, yaitu:
- Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
- Merangsang peserta didik berpikir lebih baik.
- Menimbulkan perhatian peserta didik.
- Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.
- Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar.
Implikasi prinsip-prinsip balikan dan penguatan bagi guru antara lain; (1) memberikan balikan dan penguatan secara tepat, baik tenik, waktu maupun bentuknya, (2) memberikan kepada siswa jawaban yang benar, (3) mengoreksi dan membahas pekerjaan siswa, (4) memberikan catatan pada hasil pekerjaan siswa baik berupa angka maupun komentar-komentar tertentu, (5) memberikan lembar jawaban atau kerja siswa, (6) mengumumkan atau menginformasikan peringkat secara terbuka, (7) memberikan penghargaan.
7. Prinsip Perbedaan Individual
Peserta didik adalah individual yang memiliki keunikan, berbeda satu sama lain dan tidak satupun yang memiliki ciri-ciri persis sama meskipun mereka itu kembar. Setiap individu pasti memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan individual ini merupakan kodrat manusia yang bersifat alami.
Pembelajaran yang bersifat klasikan yang mengabaikan perbedaan-perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Cara-cara yang dapat ditempuh oleh guru antara lain penggunaan metode atau pendekatan secara bervariasi sehingga semakin besar memberikan peluang tumbuhnya perhatian siswa di dalam latar belakang perbedaan individual. Upaya lain yang dapat dilakukan guru adalah dengan menambah waktu belajar bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan rendah, atau memberikan pengayaan bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan lebih dari yang lain.
Guru harus memahami bahwa karakteristik masing-masing peserta didik atau individu berbeda-beda, baik dari kemampuan, sikap, dan skill. Guru harus menghargai perbedaan tersebut. Selain itu seorang guru juga harus memiliki prinsip ‘tidak membeda-bedakan yang sama’ dan ‘tidak menyama-nyamakan yang beda’.
Implikasi atau penerapan prinsip-prinsip perbedaan individual dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut:
- Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan belajar yang mereka butuhklan.
- Para siswa harus terus didorong memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
- Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang selaras dengan minat, tujuan, dan latar belakang mereka. Hal ini terutama disebabkan para pesrta didik cenderung memilih kegiatan belajar yang sesuai dengan pengalaman masa lampau yang mereka rasakan bermakna untuk dirinya.
- Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang berbeda dengan siswa-siswa yang lain.
- Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih diperkuat bilamana para siswa tidak merasa terancam oleh proses yang ia ikuti serta lingkungannya sehingga mereka memiliki keleluasan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan belajar.
- Para siswa yang telah memahami kekuatan dirinya akan lebih cenderung memiliki dorongan dan minat untuk belajar secara lebih sungguh-sungguh.
Semoga bermanfaat
Zainal Hakim
** Bebas disunting dengan menyebutkan sumber **