Pelayanan konseling kelompok
Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam rangka membantu konseling menghadapi masalahnya adalah dengan memberikan pelayanan konseling kelompok. Menurut Prayitno (1997) layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan kegiatan yang saling keterkaitannya sangat besar. Keduanya mempergunakan dinamika kelompok sebagai media kegiatannya. Lebih jauh Sukardi dan Kusmawati (2008) mengungkapkan bahwa masalah yang dapat dibahas meliputi berbagai masalah dalam segenap bimbingan (yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir).
Layanan Konseling kelompok yang memungkinkan beberapa orang secara bersama-sama melangsungkan proses kegiatan menjadikannya lebih efisien dalam hal penggunaan waktu. Hal ini tentu menguntungkan banyak pihak, mulai dari konselor itu sendiri dan konselinya. Manfaat lain dari BK kelompok ini adalah menjadi luasnya perspektif siswa yang mengalami masalah karena mendapatkan banyak masukan dari anggota kelompoknya.
Untuk mendapatkan proses yang maksimal dalam pelaksanaan bimbingan konseling kelompok, maka dibutuhkan perencanaan program layanan yang matang. Tidak hanya itu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pelaksanaan bimbingan konseling kelompok pun hendaknya telah dipersiapkan dengan matang oleh konselor, bahkan hingga proses tindak lanjut sekali pun.
A. KEGIATAN PRA KONSELING KELOMPOK
Kegiatan pra konseling kelompok dilakukan dalam rangka merancang sebuah kegiatan kelompok yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konseli. Langkah awal yang dapat dilakukan pada kegiatan pra konseling kelompk adalah melakukan studi kelayakan. Fenti Hikmawati (2010) mengungkapkan bahwa studi kelayakan ini mengacu pada semua refleksi tentang alasan mengapa diperlukan suatu program dan kebutuhan siswa apa yang dapat dipenuhi melalui program itu, sekaligus ditentukan garis-garis kebijakan umum yang diambil di institusi pendidikan.
Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah melakukan studi kelayakan tentang bimbingan dan konseling kelompok apa yang dapat diberikan kepada konseli, maka dilakukanlah penyusunan tujuan dari bimbingan konseling kelompok yang akan dilaksanakan. Tujuan ini dimaksudkan agar proses bimbingan dan konseling nantinya dapat berjalan dalam bingkai yang seharusnya, sehingga hasil dari proses bimbingan konseling kelompok pun dapat lebih maksimal.
Secara lebih spesifik kegiatan yang dilakukan dalam prakonseling kelompok adalah melakukan langkah awal untuk mengarahkan siswa melakukan proses konseling kelompok. Langkah awal dimulai dengan penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para siswa. Penjelasan ini berisi tentang pengertian, tujuan dan kegunaan secara umum layanan tersebut. Setelah penjelasan ini diharapkan dapat menghasilkan kelompok-kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat untuk menyelenggarakan kegiatan bimbingan kelompok yang sebenarnya
Sederhananya kegiatan prakonseling kelompok memiliki tahapan sebagai berikut :
- Menyampaikan kepada siswa tentang adanya proses bimbingan konseling kelompok
- Menjelaskan tentang pengertian bimbingan dan konseling kelompok
- Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan bimbingan dan konseling kelompok
- Dan terakhir adalah menjelasakan kepada siswa kegunaan dari layanan bimbingan konseling kelompok.
Diharapkan dengan hal ini akan terbentuklah sekelompok siswa yang jumlahnya terdiri sejumlah orang, maksimal 15, untuk selanjutnya diarahkan kedalam proses bimbingan konseling kelompok.
B. KEGIATAN KONSELING KELOMPOK
Kegiatan konseling kelompok memiliki beberapa tahap yang antara satu tahap dengan tahap yang lainnya bersifat kontinu, sehingga tak bisa dihilangkan keberadaannya. Menurut Sitti Hartinah (2009) kegiatan konseling kelompok ini pada umumnya terdiri atas empat tahap perkembangan, yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan kegiatan, dan penghakhiran.
Berikut ini uraian ringkas dari tahapan-tahapan tersebut yang dikemukakan oleh Sitti Hartinah (2009)
- Tahap I : Tahap Pembentukan
Tahap pembentukan merupakan tahap awal dari kegiatan konseling kelompok. Pada tahap ini para anggota kelompok masih harus menyesuaikan diri dilingkungan kelompoknya.
Peran konselor sebagai pemimpin kelompok sangat dibutuhkan disini. Sitt Hartinah(2009) mengungkapkan beberapa hal yang perlu dipusatkan untuk diusahakan oleh pimpinan kelompok yaitu :
- Penjelasan tentang tujuan kegiatan
- Penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota
- Penumbuhan sikap saling mempercayai dan menerima,
- Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasan perasaan dalam kelompok.
Yang paling penting sebenarnya dilakukan oleh konselor dalam tahap pembentukan ini adalah menciptakan suasana yang tidak kaku dikalangan para peserta. Rangkaian kegiatan di atas dapat dilakukan melalui berbagai macam permainan-permainan Ice Breaking. Salah satu permainan yang dapat memecah kebekuan antar anggota adalah bisik berantai.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan sikap terbuka, kebersamaan, dan keterbukaan antar anggota kelompok dapat dimunculkan
- Tahap Peralihan (transisi)
Tahap selanjutnya setelah tahap pembentukan adalah tahap transisi atau peralihan. Tahap ini merupakan tahap penghubung antara tahap pembentukan dan tahap kerja (pelaksanaan kegiatan)
Pemimpin kelompok, dalam hal ini konselor, harus menjelaskan tujuan-tujuan yang hendak dicapai di tahap selanjutnya yang akan segera dilalui oleh para peserta. Pemimpin kelompok juga harus jeli melihat kesiapan-kesiapan anggota kelompok untuk masuk dan memulai tahap pelaksanaan kegiatan. Jika dirasa sudah siap maka tahap selanjutnya sudah dapat dilaksanakan. Namun, jika dirasa anggota kelompok belum begitu siap, maka pemimpin kelompok harus menggiring kembali para peserta ke tahap sebelumnya.
- Tahap kegiatan kelompok (Work)
Kegiatan konseling kelompok ini diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu pula. Menurut prayitno (1997) penyelenggaraan konseling kelompok untuk satu masalah memakan waktu tertentu, misalnya 30 menit, atau 1 jam atau bahkan 2 jam atau lebih.
Jumlah anggota pada kegiatan bimbingan kelompok berbeda dengan jumlah anggota pada kegiatan konseling kelompok. Prayitno (2010) membuat tabel perbandingan antara bimbingan dan konseling kelompok, dan salah satu aspek yang menjadi perbandingan adalah jumlah anggota. Bimbingan kelompok jumlah anggotanya tidak dibatasi mengingat orientasinya pada fungsi preventif (pencegahan), sedangkan anggota konseling kelompok dibatasi maksimal 10 orang karena fungsi pengentasan yang lebih ditekankan.
Dalam kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok menurut Prayitno (1997) adalah :
- Membina keakraban dalam kelompok
- Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok
- Bersama-sama mencapai tujuan kelompok
- Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok
- Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
- Berkomunikasi secara bebas dan terbuka
- Membantu anggota lain dalam kelompok
- Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok
- Menyadari pentingnya kegiatan kelompok
Kegiatan pembahasan permasalahan dalam pelaksanaan konseling kelompok pada dasarnya sama dengan pembahasan masalah pada kelompok bebas. Kegiatan pembahasan pada kelompok tidak hanya mementingkan aspek isi akan tetapi juga pada prosesnya. Dengan demikian, pembahasan dalam kelompok tugas juga menyangkut kepada pemecahan masalah di satu segi dan pengembangan pribadi seluruh anggota kelompok di sisi lain (Prayitno, 2008).
Setelah pembahasan berakhir maka hasil pembahasan akan ditinjau kembali oleh pimpinan kelompok bersama-sama dengan para anggota kelompok.
- Tahap Pengkahiran
Tahap terakhir yang dilalui pada inti kegiatan kelompok adalah tahap pengakhiran. Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelasan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata sehari-hari (Sitti Hartinah, 2009).
Tugas utama dari konselor, selaku pemimpin kelompok, adalah memberikan penguatan-penguatan kembali atau merefleksikan kembali hal-hal positif yang telah dipelajari oleh para anggota kelompok dalam kegiatan kelompok. Hal yang tidak kalah penting dilakukan adalah membicarakan follow Up atau tindak lanjut yang akan dilakukan setelah ini.
C. KEGIATAN PASCA KONSELING KELOMPOK
Tahap yang terakhir dari serangkaian kegiatan yang dilakukan pada proses bimbingan dan konseling kelompok adalah pasca konseling kelompok. Pertanyaannya adalah apa yang dilakukan pada proses ini?
Kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling kelompok. secara umum evaluasi dalam program bimbingan dan konseling ialah berupaya untuk menelaah program pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan dan konseling di sekolah yang bersangkutan (Sukardi dan Kusmawati, 2008). Demikian pula dengan evaluasi kegiatan bimbingan dan konseling kelompok, dimaksudkan agar kekurangan-kekurangan pada tahapan proses konseling kelompok yang telah di lakukan dapat diperbaiki agar dapat diminimalisir pada kegiatan selanjutya.
Daftar Bacaan
- Sukari, Ketut., Dan Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : PT Rhineka Cipta.
- Prayitno., Amti, Erman. 2008. DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING. Jakarta : PT Rhineka Cipta.
- Prayitno. 1997. PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
- Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers.
- Hartinah, Sitti. 2009. KONSEP DASAR BIMBINGAN KELOMPOK. Bandung : Refika Aditama
Sumber : https://muhammadamirullah14.wordpress.com/2012/11/05/kegiatan-konseling-kelompok/
** Bebas disunting dengan menyebutkan sumber **