Mitos profesi programmer dan dunia pemrograman
Ada beberapa mitos yang berkembang terkait dengan profesi programmer dan dunia pemrograman. Ada yang bilang profesi programmer hanya pria, programmer itu sulit, programmer itu kuper dll. Mari kita lihat mitos-mitos profesi programmer dan dunia pemrograman ini satu-persatu dan penjelasannya.
- Seorang programmer harus lulusan sarjana komputer
Ini juga salah. Selama seseorang menguasai konsep logika dan algoritma, maka orang tersebut berpotensi menjadi seorang programmer. Bahkan anak-anak SMU sekarang sudah banyak yang mahir, toh.. yang dikirim ke olimpiade informatika juga anak-anak SMU dan bukannya lulusan sarjana komputer :-). Banyak juga orang matematika yang terjun di dunia pemrograman lho :-) - Belajar pemrograman butuh waktu tahunan
Ini bisa benar bisa salah, tergantung komitmen dan kerja keras orang yang belajar. Kunci dalam belajar pemrograman hanyalah masalah jam terbang, dan bukan pada penghapalan sintaks. Maksudnya adalah, semakin banyak jam terbang orang dalam belajar komputer maka semakin cepat dia menguasinya. Sedangkan sintaks atau aturan penulisan program, itu bisa dikuasai dengan mudah. Bagaimana cara memperbanyak jam terbang? ya… banyak-banyak cari masalah dan cari solusinya. - Pemrograman hanya ditujukan kepada orang-orang muda
Ini jelas-jelas salah. Setiap orang yang berminat dengan pemrograman boleh belajar. Tidak ada aturan dan hukum yang mengharuskan pemrograman hanya untuk orang muda. - Programmer hanya untuk profesi pria
Mamang mayoritas programmer di dunia adalah seorang pria karena untuk membuat program diperlukan logika yang merupakan salah satu kelebihan laki-laki. Tapi jangan minder apa lagi patah semangat, profesi programmer boleh dimiliki oleh siapapun termasuk seorang wanita. Banyak juga programmer wanita yang sukses dibidang ini bahkan mungkin anda pernah mendengar ada seorang hacker dari kaum hawa. - Pemrograman membutuhkan tools yang mahal
Inilah mitos yang paling banyak berkembang di kalangan programmer. Jelas ini adalah salah. Banyak sekali orang yang pada prinsipnya menyukai pemrograman namun khawatir dengan mahalnya tools yang akan digunakan. Saat ini sudah banyak sukarelawan dari kalangan pengembang project yang memberikan tools opensource atau free. Salah satu contohnya adalah Free Pascal dan masih ada beberapa lagi yang lain. - Untuk belajar pemrograman harus butuh perangkat komputer yang canggih
Ini juga Salah… Untuk belajar pemrograman tidak harus butuh komputer yang canggih, misalnya dengan prosesor Core 2 Duo atau Quad Core. Kalau tidak ada kocek, jangan dipaksakan untuk membeli komputer yang canggih. Seperti misalnya bahasa pemrograman Pascal, dalam hal ini Anda cukup membutuhkan komputer Pentium II atau III atau bahkan 486. Memang… komputer yang canggih akan memiliki kecepatan proses yang lebih dibandingkan yang biasa-biasa saja. Namun, untuk sarana belajar, tidak begitu urgen membeli perangkat komputer yang canggih mengingat kasus yang dipilih buat latihan dan belajar masih sangat simpel. - Pemrograman membuat orang kecanduan
Yang ini memang benar. Setelah Anda bisa menyelesaikan suatu kasus dengan program, maka Anda akan merasa tertantang untuk mencoba menyelesaikan kasus yang lain. Bahkan… saking asyiknya bisa bikin lupa makan, tidur, mandi dan lupa sama pacar, Tapi jangan sampai lupa sholat. - Bahasa pemrograman selalu berubah setiap waktu
Ini adalah mitos yang salah. Struktur dasar atau sintaks suatu bahasa pemrograman adalah tetap. Kalaupun ada yang berubah, perubahan itu dalam skala kecil. Nah… biasanya yang berubah adalah tampilan atau fitur compiler atau IDE (integrated development environment). Sebagai contoh misalnya compiler untuk bahasa pemrograman Pascal, yaitu Turbo Pascal 5 dan Turbo Pascal 7. Tampilan fitur dan menu yang ada di keduanya berbeda. - Sekali kita menguasai salah satu bahasa pemrograman, maka dapat dengan mudah kita menguasai bahasa pemrograman yang lain
Betul sekali. Bila seseorang sudah mengerti konsep pemrograman serta paham bagaimana menyatakan suatu algoritma ke dalam bentuk program menggunakan salah satu bahasa pemrograman, maka dapat dengan mudah ia menguasai bahasa pemrograman yang lain. Dalam hal ini ia hanya butuh menghapalkan sintaks perintah bahasa pemrograman yang baru saja. Tentu hal ini lebih mudah dilakukan daripada memahami konsep pemrograman. - Programmer seorang yang kuper (Kurang Pergaulan)
Mitos yang satu ini tergantung ke pribadi masing-masing, jika mengutamakan program atau komputernya ketimbang lingkungan sekitarnya atau bahkan keluarganya maka mitosnya bisa jadi benar. Tapi tidak sedikit programmer yang memiliki hubungan sosial yang bahkan lebih baik daripada orang biasanya. Intinya seorang programmer selain bisa membuat program, mengelola proses, juga harus bisa membagi waktu kapan saatnya bekerja dan kapan saatnya bergaul.
Dari semua mitos yang ada terkait dengan dunia pemrograman dan seorang programmer, kita patut menghargai jerih payah mereka yang terlibat dalam berkembangnya teknologi informasi. Tanpa seorang programmer mungkin saja tidak ada namanya komputer, tidak ada namanya handphone/smartphone bahkan tidak ada yang namanya internet.
Yang perlu anda ingat bahwa dunia pendidikan, bisnis, politik, kesehatan, sosial dan lainya tentunya juga tidak semaju sekarang tanpa dukungan orang-orang IT khususnya orang-orang yang berprofesi sebagai programmer.
Profesi programmer bisa dihindari dengan menolaknya, tapi jiwa seorang programmer akan terus melekat, suka maupun tidak itu sudah jalan hidup anda.
Semoga bermanfaat, maju terus kalian para programmer, jangan menyerah dan terus berkreasi.
Zainal Hakim
** Bebas disunting dengan menyebutkan sumber **